Rahasia Besar Sepasang Kakek Nenek
Pagi itu, di hari ulang tahun pernikahan yang entah untuk ke-berapa kalinya, sepasang suami istri yang sudah berusia lanjut saling bercerita.
“Mama, telah tiga puluh lima tahun kita hidup
bersama. Telah banyak suka maupun duka kita hadapi bersama. Papa ingin
mengungkapkan satu rahasia yang telah papa simpan selama kita hidup
bersama. Papa ingin Mama mengetahuinya sebelum ajal menjemput kita.”
“Sama, Pa. Mama pun ingin membuka suatu rahasia yang telah mama simpan sejak
menjadi istrimu. Suatu rahasia yang sebenarnya tak begitu penting untuk
papa, tapi …mama ingin Papa mengetahuinya sebelum kita terpisah oleh
Tuhan.”
“Mama ingat nggak saat papa dapat sedikit rezeki ketika kita masih hidup susah dulu? Saat
itu kita sedang dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Untuk makan yang
layak sehari sekali saja kita tak sanggup. Waktu itu papa belikan
sebungkus nasi putih dan seekor ikan kembung. Kita bagi nasi dan ikan
menjadi dua bagian. Untuk Mama, papa pilihkan bagian ekor ikan. Karena papa pikir, Mama suka dengan bagian ekor yang memang tulangnya lebih sedikit. Papa ingin memberikan yang terbaik untuk mama” begitu awal kisah sang suami.
“Ingat Pa, mama ingat selalu kejadian itu. Dan mama dengan rela hati menyerahkan bagian kepala ikan untuk Papa. Karena mama tahu, Papa sangat menyukai kepala ikan. Mama ingat, Papa
pernah mengatakan, sebagai kepala keluarga, Papa harus menyantap bagian
kepala, agar dapat memimpin istri dan anak-anak” Sang istri menimpali
pernyataan si suami. Aku tak pernah mendengar pepatah seperti ini, jadi sebagai kepala keluarga yang memimpin anak istri harus makan bagian kepala?
Lanjut
lagi si suami berkata “Tahukah Mama, papa sering mengatakan bahwa papa
sering mendapatkan makan siang di luar ditraktir teman, jadi saat malam sisa makanan siang masih ada dalam perut.
Makanya saat makan malam bersama mama, papa hanya mengambil bagian yang
lebih sedikit?”
“
Mama simpan semua peristiwa itu, pa. Tak ada yang terbuang sedikitpun
dalam ingatan mama. Ingatkah Papa, mama selalu merasa sudah kenyang
setiap makan malam kita. Mama tak sanggup menghabiskan jatah mama yang
papa bawakan”
“Tentu
saja ingat Ma, papa ingat semuanya. Hal lain boleh papa lupa, tapi
tentang Mama dan kebiasaan mama tak ada yang hilang dalam ingatan papa. Kau wanita istimewa bagiku, Istriku. Wanita yang tabah menjalani kehidupan sulit bersama papa. Padahal Mama bisa saja mendapatkan yang lebih dari papa” ungkap sang suami dengan suara bergetar.
“Saat
ini waktu yang tepat untuk papa mengatakan semua kebenaran ini ma.
Nyatanya, papa lebih menyukai bagian ekor ikan. Papa juga tidak pernah
ditraktir teman waktu makan siang. Papa dustai Mama,
karena papa ingin Mama mendapatkan makanan yang terbaik dari yang kita punya. Bagi papa, Mama adalah segalanya”
Sang istri dengan suara yang seolah menahan haru,
“Terima kasih, Pa. Terima kasih atas cinta kasih dan perhatian Papa
selama kita hidup bersama. Mama bahagia mendampingi Papa sampai saat
ini. Kini giliran mama menyampaikan rahasia besar mama yang tersimpan
rapi selama ini. Sebetulnya, mama lebih menyukai kepala ikan dari pada
bagian ekor, Pa. Mama mengalah karena mama pikir Papa menyukainya. Dan
tahukah Papa, mama menahan lapar waktu malam. Mama selalu katakan tak
kuat makan banyak, karena mama ingin menyisakan bagian mama untuk Papa.
Sebab mama tahu, Papa membutuhkan energi lebih besar untuk bekerja keras esok harinya.” ternyata pasangan ini saling mengalah demi orang yang dicintainya.
Jemari sang suami yang keriput sedang membelai rambut si istri
yang sudah memutih semua. Sedang jemari si istri, membelai wajah
keriput sang suami dengan pandangan yang penuh cinta.
Gimana, Sobat? sudah dapat pelajarannya?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Apa yang kita pikirkan
yang terbaik untuk pasangan kita, belum tentu yang terbaik pula
untuknya. Bagaimana pun sebuah keterusterangan diperlukan untuk saling
memahami.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar