Kisah Kura-kura dan Kelinci
Banyak sekali cerita fabel kelinci dan dan kura-kura pernah
kita dengar. Dan rasanya kita semua tahu dongeng kelinci yang kalah
dalam lomba lari melawan kura-kura. Kelinci menganggap remeh, yakin bisa
mengalahkan kura-kura karena jalannya lebih cepat. Ketika nelihat
kura-kura tertinggal jauh di belakang, si kelinci ingin rileks dulu.
Lalu duduk-duduk di bawah pohon. Celakanya, si kelinci tertidur.
Ketika terbangun, dia lalu lari secepat-cepatnya mengejar kura-kura. Tapi terlambat. Kura-kura memenangkan lomba.
Pelajaran pertama dari cerita ini adalah:
terus menerus giat, kendati pun lambat, akan bisa memenangkan lomba.
Kisah ternyata tidak berhenti sampai di sini. Ada kisah lanjutan yang
menarik. Konon, kelinci kecewa karena kalah, lalu merenung dan
introspeksi diri, salahnya di mana.
”Saya kalah karena rasa percaya diri yang berlebihan, tidak
hati-hati, dan lalai. Kalau saja saya tidak anggap remeh si kura-kura,
saya pasti bisa mengalahkannya,”pikirnya.
Kelinci lalu mendatangi kura-kura dan mengajak lomba lagi. Kura-kura
setuju. Kali ini, kelinci berusaha lari secepat-cepatnya tanpa berhenti.
Mulai dari garis start sampai garis finish. Kali ini, kelinci menang.
Pelajaran kedua:
Cepat dan konsisten akan bisa
mengalahkan yang pelan dan terus saja pelan. Yang pelan dan pasti memang
baik, tapi akan lebih baik lagi cepat tapi dengan perhitungan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Kisah ini terus berlajut.
Sesudah kalah, kura-kura merenungi kekalahannya. Ia sadar, tak akan bisa mengalahkan kelinci dengan rute seperti yang ditempuh dalam kedua perlombaan terdahulu. Lalu memikirkan rute lain dan mengajak kelinci lomba lari lagi.
Sesudah kalah, kura-kura merenungi kekalahannya. Ia sadar, tak akan bisa mengalahkan kelinci dengan rute seperti yang ditempuh dalam kedua perlombaan terdahulu. Lalu memikirkan rute lain dan mengajak kelinci lomba lari lagi.
Kelinci setuju.
Ia kembali lari secepat mungkin secara konsisten. Lari dengan kecepatan tertinggi tanpa berhenti sekali pun. Kelinci baru terhenti ketika sampai di tepi sungai yang lebar. Garis finish yang ditetapkan terletak beberapa kilo di seberang sungai.
Ia kembali lari secepat mungkin secara konsisten. Lari dengan kecepatan tertinggi tanpa berhenti sekali pun. Kelinci baru terhenti ketika sampai di tepi sungai yang lebar. Garis finish yang ditetapkan terletak beberapa kilo di seberang sungai.
Melihat kenyataan ini, kelinci terdiam dan berpikir, apa yang bisa
dilakukan agar bisa sampai ke seberang sungai dengan selamat. Sementara
kelinci masih berpikir, kura-kura tiba di tepi sungai dan langsung
berenang ke seberang sungai. Lalu jalan terus dan mencapai garis finish.
Pelajaran ketiga:
pertama-tama kenali dulu
kompetensi utama, kemampuan inti atau core competency. Sesudah itu, ubah
lapangan permainan. Cari yang sesuai dengan core competency kita.
Masih ingin cerita ini berlanjut?
Sesudah beberapa kali lomba, kura-kura dan kelinci akhirnya menjadi sahabat. Sesudah sama-sama berpikir, keduanya sadar, dalam lomba terakhir itu mestinya mereka bisa lari dengan cara yang lebih baik.
Sesudah beberapa kali lomba, kura-kura dan kelinci akhirnya menjadi sahabat. Sesudah sama-sama berpikir, keduanya sadar, dalam lomba terakhir itu mestinya mereka bisa lari dengan cara yang lebih baik.
Untuk membuktikan kebenaran dari hasil pemikiran ini, mereka lalu lomba lari lagi untuk kali terakhir.
Dalam lomba ini, mereka lari sebagai tim. Kali ini, saat melewati
jalan darat, kelinci menggendong kura-kura. Begitu sampai di tepi
sungai, kura-kura mengambil alih. Menggendong kelinci di punggungnya dan
menyeberangi sungai bersama. Ketika sampai di seberang sungai, kelinci
kembali menggendong kura-kura.
Kali ini, mereka mencapai garis finish bersama-sama. Keduanya merasa jauh lebih senang dan jauh lebih bahagia dibanding sebelumnya.
Pelajaran apa yang Anda dapatkan sekarang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar