Sabtu, 08 November 2014

Kisah Sekilo Daging


Seorang laki-laki Mesir, doktor pada salah satu universitas di Mesir, dan pengetahuan agamanya pun cukup baik, melakukan perjalanan ke salah satu negeri di Eropa, yaitu Britania untuk berobat. Dokter-dokter di sana pun mulai memeriksanya. Mereka berkata, “Penyakit Anda sangat parah, dan jantung Anda pun lemah. Anda harus menjalani operasi yang sangat beresiko yang bisa jadi Anda masih hidup atau pun tidak setelahnya.”
 
Laki-laki Mesir itu berkata, “Saya akan menemui anak-anak saya dulu, kemudian mengembalikan semua amanah yang dititipkan ke saya kepada para pemiliknya, lalu bersiap-siap, setelah itu barulah saya akan kembali menemui kalian.”
Dokter-dokter itu berkata, “Jangan sampai Anda terlambat karena kondisi Anda sudah sangat kritis.”
Maka laki-laki Mesir itu pun kembali ke negerinya, lalu duduk berkumpul bersama dengan anak-anaknya.
Mulailah laki-laki itu mengingatkan tentang kesabaran kepada anak-anaknya, karena bisa jadi dia tidak akan kembali lagi. Dia menemui orang-orang yang dikehendakinya, lalu mengucapkan salam kepadanya. Dia pun bersiap-siap untuk menyambut perjumpaan dengan Allah ‘Azza wa Jalla. 
Laki-laki itu berkata, “Aku menemui seorang sahabat di salah satu perkantoran untuk mengucapkan salam kepadanya.
Di samping kantor itu ada seorang pedagang daging, maka aku menunggu sambil duduk di samping penjual daging. Tiba-tiba aku melihat seorang wanita tua yang di tangannya terdapat sebuah kantongan. Rupanya wanita tua itu menggunakannya untuk mengumpulkan tulang-tulang, lemak, dan daging yang jatuh ke tanah dan bercampur sampah. Maka aku berkata kepada temanku, “Tunggu sebentar!” Aku segera mendatangi wanita tua itu dan terhenyak melihat keadaannya. Aku bertanya kepadanya, “Apa yang sedang Anda lakukan?” Wanita tua itu menjawab, “Wahai saudaraku, saya punya lima orang anak perempuan yang masih kecil-kecil. Tidak seorang pun yang menafkahi mereka. Dan telah cukup setahun lamanya anak-anak saya itu tidak mencicipi sepotong daging pun. Saya sudah sangat senang, kalau pun mereka tidak memakan dagingnya, cukuplah jika mereka bisa mencium baunya.”
 
Laki-laki itu melanjutkan kisahnya, “Saya betul-betul menangis melihat kondisinya, lalu aku mengajaknya menemui pedagang daging itu. Maka aku katakan kepadanya, “Wahai Fulan! Jika wanita ini mendatangimu, maka berikan kepadanya daging apa pun yang dia inginkan. Dan saya yang akan melunasi semua tagihannya setiap pekan.”
Wanita itu berkata, “Tidak! Tidak! Kami tidak menginginkan apa-apa.” Aku berkata kepadanya, “Demi Allah, datanglah setiap pekan dan ambillah daging apa saja yang Anda inginkan. Wanita itu berkata, “Kebutuhan saya hanya sekilo.” Laki-laki itu berkata, “Tidak, bahkan saya akan menambahnya untuk Anda dua kilogram.” Kemudian aku membayar harganya untuk setahun penuh. 
Ketika aku menyerahkan harga daging itu, wanita itu pun mendoakanku sambil menangis.
Tiba-tiba aku merasa sangat bergairah dan semangatku kembali memuncak. Kemudian aku kembali ke rumah dalam keadaan diliputi kebahagiaan. Aku telah melakukan sebuah amal shaleh yang membuatku bahagia karenanya. 
Ketika aku masuk ke dalam rumah, aku disambut puteriku sambil bertanya sedikit heran, “Wahai Ayah! Sepertinyadi wajahmu ada yang berubah, Ayah nampak sangat bahagia hari ini.” Lalu ia pun menceritakan kisahnya kepada puterinya tersebut.
Lelaki mesir itu melanjutkan, “Ketika aku menceritakan kisah yang barusa saja aku alami, puteriku pun tak kuasa menahan tangisnya. Puteriku adalah seorang yang baik dan cerdas, dia berkata kepadaku, “Wahai Ayah, aku memohon kepada Allah untuk menyembuhkanmu dari sakitmu sebagaimana engkau telah membantu wanita itu.”
Kemudian aku kembali ke dokter-dokter yang dulu memeriksaku untuk melakukan operasi. Seorang dokter berkata kepadaku dengan nada sedikit kesal, “Di mana Anda berobat selama ini?”
Aku menjawab, “Maksud Anda?”
“Kemana Anda pergi dan di rumah sakit mana Anda berobat?” Tanyanya lagi. “Demi Allah, saya tidak pergi ke rumah sakit mana pun. saya hanya menemui anak-anak saya, setelah itu kembali ke sini,” jelasku.
Dokter itu kembali berkata, “Anda berdusta, jantung Anda tidak ada masalah sama sekali.”
“Apa yang Anda katakan, Dok!?” Tanyaku keheranan.
“Saya katakan kepada Anda bahwa jantung Anda sehat, tidak ada gangguan sama sekali. Bisa jadi laki-laki yang dulu pernah datang itu bukan Anda, atau itu adalah Anda tapi Anda telah berobat ke rumah sakit lain. Maka saya mohon kepada Anda untuk memberikan kepada saya obat itu, dan apa saja yang telah Anda gunakan,” ujarnya tegas.
Aku katakan kepadanya, “Demi Allah, saya sama sekali tidak menggunakan obat apa pun, kecuali doa seorang wanita tua dan puteri saya yang shalehah.”

`~~~~~~~~~~~~~`

 (وما تقدموا لأنفسكم من خير تجدوه عند الله هو خيرا وأعظم أجرا
 “Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya.”
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam,
داووا مرضاكم بالصدقات 

“Obatilah orang-orang sakit di antara kalian dengan sedekah.”
Sumber: Qashash min al-Waaqi’karya Syaikh Nabil al-‘Awdhi.(Diterjemahkan oleh SQ dari Milis Alumni_Institusi2_Pendidikan_Tinggi_WI. Artikel asli kiriman dari Ustadz Muhammad Yusran Anshar, Lc. dengan judul لا أحتاج سوى كيلو واحد)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar