Selasa, 04 Januari 2011

Ayo menjadi Cagub. Apa itu CaGuB?

Ayo menjadi Cagub untuk menciptakan Pendidikan Berkualitas

       
           Sebagai cagub (calon guru berkualitas), mahasiswa haruslah dapat mempresentasi dengan baik. Presentasi haruslah secara efektif dan inovatif. Cagub yang akan masuk ke dalam dunia nyata ke sekolah akan menghadapi berbagai macam masalah, salah satunya masih susah dalam mempresentasikan atau menjelaskan kepada siswa agar siswa dapat memahami dan juga menikmati penjelasannya. 

        Seorang cagub haruslah memahami prinsip dasar yang paling penting untuk dilakukan yaitu dengan berlatih, berlatih, berlatih, berlatih, dan berlatih untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan skill atau ketrampilan. Janganlah berhenti, jika gagal teruslah berusaha,  yakinlah bahwa kegagalan adalah hanya merupakan langkah awal menuju keberhasilan. 

Dave Meir mengungkapkan bahwa belajar berdasarkan aktivitas berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indra sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh/ pikiran terlibat dalam proses pembelajaran. Pembelajaran tidak otomatis meningkat dengan menyuruh anak berdiri dan bergerak. Akan tetapi menggabungkan gerak fisik dengan aktivitas intelektual dan pengunaan semua indra dapat berpengaruh besar terhadap pembelajaran. Pendekatan belajar seperti tersebut dinamakan dengan pendekatan SAVI. 

Unsur-unsur pendekatan pembelajaran SAVI  mudah diingat, yaitu:
1. Somatis : Belajar dengan bergerak dan berbuat
2. Auditori : Belajar dengan berbicara dan mendengar
3. Visual : Belajar dengan mengamati dan menggambarkan
4. Intelektual : Belajar dengan memecahakan masalah dan merenung.

         Oleh karena itu bukalah pikiran kita. Selain itu, kita juga harus menyadari bahwa siswa memiliki kemampuan belajar yang tidak sama sehingga berpengaruh terhadap gaya belajar mereka, So,  kita harus memperhatikan aspek somatis, visual, & auditori siswa agar tercipta pembelajaran yang seimbang dan optimal.

Saatnya seorang 'calon' guru melakukan hal-hal positif berikut:
1. Memilih dengan bijak buku-buku yang kita baca
2. Mendengarkan hal-hal hanya yang bersifat positif, semangat dan membesarkan hati
3. Mengatakan hanya hal-hal yang positif dan membangkitkan semangat
4. Melakukan sesuatu yang bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT.

Ketika keempat hal tersebut kita lakukan, Insya Allah pikiran kita positif sehingga aktivitas kita juga akan terarah ke hal-hal yang positif. Hal itu juga terus menerus kita lakukan akan menjadi kebiasaan yang baik dan akan membawa kita kepada karakter guru yang sebenarnya. Tidak salah jika ada pepatah yang bilang: "Guru itu digugu dan ditiru." 
Apabila guru menebarkan epos (energi positif) kepada siswanya, maka siswanya pun akan memiliki karakter positif. Jika hal ini dilakukan semua guru di di Indonesia, maka akan tercipta Indonesia yang maju yang melahirkan generasi-generasi yang tangguh yang membawa perubahan serta memiliki keimanan atau dasar pribadi yang kuat.

       Seorang calon guru maupun guru haruslah banyak membaca, jika hal tersebut menjadi kebiasaan kita dalam satu bulan kita hanya membaca 4 buku, dalam satu tahum membaca 48 buku, dan selama lima tahun dapat membaca 240 buku. Jika buku-buku tersebut tentang pendidikan, maka kita akan menjadi Doktor pendidikan yang mampu membawa siswa kita menuju keberhasilan.

Agar seorang guru mampu menjelaskan dengan baik kepada siswanya, maka ingatlah 3 P:
1. Poise, artinya kepercayaan diri, ketenangan, dan kredibilitas.
2. Pause, artinya hentian yang tepat, menujukkan penggunaan suara atau olah vokal yang baik
3. Pose, artinya penampilan Anda dihadapan siswa, mimik, dan bahasa tubuh Anda.

       Seorang guru haruslah mempersembahkan apapun yang dimilikinya dalam pengabdian dan beribadah kepada Allah Swt sehingga dapat mengajar dengan hati dan amanah, membimbing dengan nurani, mendidik dengan keikhalasan serta menginspirasi dan menyampaikan kebenaran dengan kasih sayang.

Teruslah berkarya, teruslah mencerdaskan generasi muda agar tercipta generasi yang mampu membawa perubahan yang hakiki.
Insya Allah.

(terinspirasi dari buku Bpk. Faqih Syarif berjudul Untaian Spiritual Motivation)

Indahnya berkoalisi dalam pembelajaran

                 
                 Guru sebagai subjek pembelajaran memiliki peranan penting dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Seorang guru profesional akan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan dapat memotivasi siswa. Seorang guru yang profesional juga dapat menerapkan berbagai strategi pembelajaran agar siswa tidak bosan dengan pengajaran guru. Guru yang profesional akan melahirkan siswa yang baik, sebaliknya guru yang korupsi akan melahirkan siswa yang korupsi juga. 

       Siswa sebagai objek pembelajaran membutuhkan motivasi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, motivasi sangatlah penting dimiliki siswa maupun guru. Motivasi sebagai kekuatan mental dalam belajar yaitu berupa perhatian, kemauan atau cita-cita. 
            Kurikulum yang tepat yang menjadi landasan guru mengajar sangatlah berpengaruh dalam diri siswa sebagai proses pencerapan ilmu sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa setiap jenjangnya. 
            Sekolah yang mendukung yaitu menciptakan suasana kondusif dan profesional akan menumbuhkan semangat siswa untuk berangkat ke sekolah dan belajar disana. Negara sebagai komponen terpenting dalam menciptakan pendidikan berkualitas haruslah menyediakan fasilitas-fasilitas sekolah dan juga kurikulum yang tepat. Negara dalam hal ini tidak boleh lepas tangguh jawabnya kepada sekolah. 
            Keluarga dan masyarakat juga harus mendukung untuk terciptanya pendidikan yang berkualitas sehingga seimbang antara yang didapat siswa di sekolah dengan yang didapat siswa di keluarga maupun di masyarakat. 
             Pada setiap komponen tersebut haruslah terdapat penanaman keimanan yang kuat agar melahirkan generasi yang taat yang senantiasi berjuang untuk meriah ridhoNya.

    Adanya koalisi antara guru, kurikulum, dan juga, sekolah, dan tentunya negara akan dapat menghasilkan generasi-generasi yang unggul yang mampu bersaing di dunia. Keindahan koalisi ini membuat Indonesia dapat menjadi negara maju yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas sehingga tidak ada rakyat yang Indonesia yang menjadi jongos di rumah sendiri seperti sekarang. Indonesia pun dapat mengelola sumber kekayaannya sendiri tanpa dijual kepada orang lain. 

Mari kita ubah dunia dengan menelurkan generasi-generasi yang tangguh dan cerdas.


sumber: majlispendidikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar